Know Your....
Suara Merdeka tanggal 30 Agustus 2008(Kolom GAGASAN)
Bagi indusri perbankan, nasabah sangat vital. Bank berlomba meraih kepercayaan mereka. Iming-iming hadiah, pelayanan yang terbaik, kemudahan bertransaksi adalah upayanya. Diharapkan, dengan tercapainya kepuasan, nasabah mempercayakan dananya.
Pascakrisis perbankan tahun 1998, BI menetapkan kebijakan baru yaitu pada kondisi tertentu ada ketentuan untuk menanyakan ke nasabah tentang asal-usul dananya.
Kebiasaan yang di awalnya membuat tak nyaman ini dikenal dengan KYC (baca: ki wai si = Know Your Customer). Keseriusan pemerintah memberantas praktik pencucian uang, terus dievaluasi oleh dunia international. KYC merupakan kebijakan BI untuk menunjang upaya pemerintah meningkatkan kinerjanya memberantas praktik money laundring.
Jadilah nasabah harus membiasakan diri. Walau terkesan ”aneh”, mau menempatkan dana kok ”dicurigai”. Tapi, KYC sebenarnya terbatas hanya untuk yang masuk indikasi tidak wajar.
Akhir-akhir ini banyak orang terhormat tertangkap KPK. Bos terkejut, anak buah tercengang. Tak jarang muncul reaksi tak percaya. Komentar hampir mirip. ”Itu fitnah, beliau orang saleh, sering membantu kegiatan pemuda, sosial dan lainnya”.
Tertangkap tangan, ada pembicaraan telepon yang diungkap di pengadilan, tentunya KPK tak asal-asalan. Sudah melalui pengamatan seksama, taat hukum dan cukup waktu. Penampilan serba sosial, saleh, sumbang sana-sini untuk diliput media apalagi dengan mudahnya, tampaknya sedang ”in”. Tak salah diterima, toh tak gampang di zaman sekarang cari sumbangan.
Perlu cermat wajar atau tidak itu semua. Ini amal atau...? Kalau industri perbankan mengenal KYC (Know Your Customer), masyarakat juga perlu KYD (Know Your Donation, Know Your Donatur).
Dengan demikian, tak mudah silau melihat aksi ”amal” para ”dermawan”. Sebaliknya, tak latah memvonis tidak sosial, pelit bila permohonan sumbangan kepada warga yang mengais rezeki dengan kerja keras, tidak dikabulkan.
Banyak warga yang berhemat tanpa perlu diimbau pejabat, berderma tak perlu iming-iming surga. Semua spontan tanpa hasrat untuk populer. KYA (Know Your Anak Buah), KYB (Know Your Boss), KYC, KYD dan Know Your... Know Your... yang lain, secara cerdas, sangat dibutuhkan.
Tentu tak bermaksud mengajak masyarakat menjadi paranoid, iri, dengki serba curiga. Hanya, untuk mencermati mana yang wajar dan tidak. Tak hanya kepada dunia lebih penting lagi, dengan know your.. akan makin membantu komitmen pemerintah meningkatkan kinerjanya untuk mengawasi praktik money laundering, money politics, money game serta memberantas praktik korupsi.
Purnomo Iman Santoso (EI)
Villa Aster II Blok G/10 Srondol, Semarang